stay tune @ 'green' GrandSlam

stay tune @ 'green' GrandSlam
JUN 21 - JUL 4

Jumat, 04 Juni 2010

Indonesia Performing Arts Mart 2009 @ Solo

Acara dua-tahunan prakarsa Departemen BudPar ini, tahun ini dapat perhatian dari Departemen Perindag, krn memang nyata2 event ini diniatkan sbg 'etalase' seni-pertunjukan Indonesia dihadapan para "presenter" manca-negara ( sama dengan 'buyer' begitu kalo di industri tekstil atau furniture).
Menurut saya, kalau konteksnya spt ini seyogianya satu dari kurator-nya mestinya ada "marketer"nya. Shg, ada analisa-kebutuhan para presenter (buyer) terlebih dahulu, sebelum menyajikan "produk" seni-pertunjukannya.
Dg begitu uang-rakyat (juga 'pengorbanan' sang-senimannya) yg 'terkuras' unt acara ini punya peluang-besar mengeruk 'devisa' nantinya.

Sebagai 'reporter' FB-Group:NostalgiaTariKlasik, ketika hrs membuat "hilite" event ini, saya sengaja pake kacamata para-presenter(buyer) unt melaporkan kepada para member, yaitu sbg penonton yg tanpa pengetahuan ragam gerak tari asal daerah sang seniman, juga tanpa dasar pemahaman etno-senimannya (?). Saya hanya melihat 'garis2' yg diciptakan oleh tubuh+properti penari dan menangkap bunyi2an dari ilustrasi-musiknya. Cukup ya, mewakili members NostalgiaTariKlasik yg memang berasal dari beragam daerah dan tingkat apresiasinya?

Nan Jombang, PadangPanjang.
Inilah pilihan saya unt penampilan pd hari pertama (4 Juni 2009). Pasalnya, dg sedikit pengantar dari MC, setelah menyaksikan pertunjukannya kita tau bagaimana karya "Rantau Berbisik" ini bercerita tentang "rumah makan padang". Bahwa kehidupan rumah makan Padang tdk lebih dari "meja-pelanggan" dan "dapur" lengkap dg piring-piringnya, dinamika dua tempat inilah dieksplorasi oleh Ery Mefri. Termasuk kemudian cerita tentang 'pembagian kerja' (kekuasaan) sebuah rumah makan Padang antara "bundo" dan "ayah", juga soal "pembagian kasih" setelah kerja-seharian usai.......
Oleh karena itu, di penghujungnya....... karya tari dg iringan musik oleh penarinya sendiri atas apa saja yg bisa menghasilkan bunyi (vokal-tepukTangan-piring-meja-kursi.....dan 'sarung penari' yg menjadi genderang ktika kaki direntangkan)................si "ayah" harus hrs 'memikul' meja pelanggan menuju 'kegelapan', meninggalkan si "bundo" yg terkulai di kursi. Sebuah siklus kehidupan sudah berakhir? Dan kemudian berulang lagi spt di awal pertunjukan ini? Dimana si "ayah", bangun-bergerak dan memulai aktifitas diatas meja-pelanggan warung?............hanya senimannya yg tahu...........
Walaupun saya bukan 'orang awak', dgn sedikit pengantar dari MC bisa menangkap cerita itu......berarti bule-bule itu juga kurang lebih juga bisa menangkap 'cerita'nya..........
Shg tidak mustahil kalo pergelaran ini mendpt standing-applause cukup lama.
Hehehehe.........siap2 aja mendulang DEVISA tuhhh, bagaimana tidak, ringkas banget awak panggungnya, cuma 5 penari, dimana propertinya pasti ada di negara manapun

Studio Tari Indra, Bandung
Pilihan saya untuk hari kedua IPAM-2009, 5 Juni 2009.
Pertunjukan dg judul "Laras Ragam', memang beragam dan rasa 'peuyeum'nya kental sekali, dalam arti gerakannya sangat berbeda dg penampil2 lain.....dari ragam klasik-topeng cirebon(?)-ketuk tilu-rampak-kendang-sampai 'jaipong(?)' berkait tanpa jeda, atau bahkan selalu ada 'bridge' dimana kelompok penari dari 2 ragam berbeda berada diatas panggung unt beberapa saat......
Uniknya lagi, setiap ragam ditampilkan, backdrop bagian tengah menampilkan proyeksi multimedia yang sinkron dg sajian tarinya.....kolaborasi koreografer dan mutimedia graphic disainer?
Sesuai-lah dg Bandung, kota yg memang hi-tech....ada PT DI, PT KAI, PT TELKOM, PT INTI, PT PINDAD belum lagi ada ITB.....
Sekali lagi, saya bukan orang-sunda, dan tidak belajar tari sunda, namun saya bisa menikmati sajian tari (dg kostum klasik tp dipersiapkan khusus dan ngejreng abiiiisssss) yg memang "unik" dan be"ragam" dalam 'Laras Ragam' studio tari Indra dari Bdg..........saya yakin demikian pula warga mancanegara/ buyer itu.



Tidak ada komentar: