stay tune @ 'green' GrandSlam

stay tune @ 'green' GrandSlam
JUN 21 - JUL 4

Minggu, 24 Juni 2007

Tenis Lapangan? ya PELTI-lah

Tgl 17 juni lalu, saya dilantik sebagai wakil Ketua V (Komunikasi) pengurus PELTI cab Surakarta(Solo). Pd acara itu pula saya kebagian tugas sebagai 'seksi acara'.
Tanpa pemahaman tentang ke-PELTI-an yg mencukupi (pegang raket tenis saja baru 4 thn, dan belum tahu seluk-beluk PELTI, organisasi yg mestinya paling bertanggung-jawab perkembangan olah raga Tennis Lapangan), saya siapkan acara Pelantikan yg tdk seperti 'biasa'.

Berada diluar PELTI selama ini, melalui 'communication sense' yg ada, saya menilai masyarakat luas masih belum 'aware' terhadap organisasi yg semestinya bisa membentuk watak bangsa melalui permainan tennis lapangan. Oleh karena itu saya mengkaitkan 'relasi' solo_radio dalam acara itu, yaitu 40-an siswa SMA Kristen I Ska dalam paduan suara, 30-an lebih model/peragawati belia dari GG Management, serta puluhan dancer dari SMA Negeri 4 Surakarta (almamaternya Jend Wiranto). Harapannya mereka (dan saya) menjadi 'terpaksa' tahu sedikit tentang PELTI, krn harus mengikuti acara tersebut.

Seminggu dari acara Pelantikan itu, saya hadir dalam 'rapat Pengurus Harian' yg dihadiri oleh Ketua PengCab, Wakil Ketua I-VI, sekretaris dan Bendahara. Mas Heru S Notonegoro SH, Wakil Ketua III (Organisasi) kebetulan sdh bawa 'kertas kerja' yg didalamnya ada informasi yang saya tunggu-tunggu, yaitu Tujuan-TugasPokok-dan Fungsi PELTI (cabang Surakarta). Ini penting krn hal inilah yg mestinya memberi arahan para penggiat organisasi dalam menjalankan amanat selama 5(lima) tahun kedepan.

Mencermati Tujuan-TugasPokok-dan Fungsi PELTI dg kacamata 'komunikasi' saya (menetapkan siapa KOMUNIKANnya), terasa 'rancu' dan oleh karena itu menjadi 'tidak fokus'. Alhasil saya kesulitan untuk mengharapkan efektifitas kinerja organisasi yg seperti itu. Intuisi dan pengamatan saya atas berbagai prestasi olah raga di Indonesia, mengatakan bahwa problema seperti diatas terjadi juga pada kePengurusan-an cabang olah raga lain. Teoritis istilahnya : struktural failure

Hal yang mendasar lain adalah : paradigma penggiat organisasinya. Menjadi ngalor-ngidul jika organisasi ini dipandang sbg 'club tennis', kumpulan penghobi tenis......wahhhh, apa bukan krn seperti 'itu' shg di Jkt ada 'persaingan' antara PELTI dan sebuah Club. Secara teoritis ini namanya : 'sistemic failure'.
Mudah2an di Solo nanti tdk terjadi spt itu, syaratnya jelas yaitu para penggiatnya haram memandang organisasi ini sbg sebuah Club, bukan bersaing - tp justru mengayomi club-club, meng-gadang2 club, dan seterusnya...semoga

Justru krn kondisi seperti itulah, saya malahan merasa tertantang untuk memberi kontribusi agar organisasi ini dapat mengantarkan pada tujuan2 mulia-nya bagi bangsa&negara, dg menghindari sistemic failure agar terbebas dri struktural failurenya dan seterusnya
Jika berhasil, mudah2anlah dapat memberi 'inspirasi' teman2 di organisasi pengurusan cabang olah-raga lain.

Cayo.....

Tidak ada komentar: