stay tune @ 'green' GrandSlam

stay tune @ 'green' GrandSlam
JUN 21 - JUL 4

Sabtu, 09 Juni 2007

KOTA SOLO PEDULI SENI-PERTUNJUKAN

Rasanya sdh lama 'mata' ini ga terbuka, padahal sejatinya mata ini 'menangkap' banyak hal menarik alhir2 ini. Hanya lantaran tak tertuang disini, seakan mata-hati tak terbuka.........

Dlm sebulan, pandangan-ku tersentuh oleh sejumlah seni-pertunkukan yg berlangsung di Solo, kota-budaya ini.....dan yg paling 'mendalam', adalah INDONESIA Performing Art Mart 2007, 5-8 Juni 2007.


Ajang tersebut buat saya sangat special, mengapa? Krn biasanya dalam pergelaran seni-pertunjukan,sang seniman 'malu-malu' bahwa karyanya adalah sebuah komoditas/'product' yg akan di 'jual'. Nah di event ini justru sebaliknya, seniman yg menampilkan karya ini hasil sebuah audisi dihadapan art-advisory board, dinilai berdasarkan atas potensinya bisa 'laku/terjual' di pasar-internasional, kata pak Ketut Jaman, ketua pelaksana IPAM 2007 dalam perbincangan di acara on-air di media saya : solo_radio, 'GM-TALK'.

Jelas dg begitu buat saya ini surprise sangat luar biasa. Lebih 10 thn lalu, ketika saya aktif di Masyarakat Seni Pertunjukan Indonesia, saya 'ingin' membawa temen2 seniman (pertujukan) berfikir spt 'industrialis', tapi bukan 'pedagang' apalagi 'tengkulak' lho. Mengapa? Kebetulan saya punya keyakinan, jika pemikiran spt itu dijalankan dan syarat pasar/'mart'nya sehat, hasilnya sang industrialis sejahtera, masyarakatnya mendapat karya-karya yg baik tanpa pengorbanan yg berlebihan, dan itu berarti sejahtera pula namanya. Bukankah sejahtera pula tujuan INDONESIA ini. Apalagi jka karya-karya baik itu bisa diekspor, apa tidak sang industrialis(seniman)-nya menjadi 'pahlawan devisa', apa tidak makin sejahtera INDONESIA ini?

IndonesiaPerformingArtMart 2007, ajang yg mempertemukan 'presenter' ('buyer'-istilah temen2 industri textile dan furniture) dengan 'performer' (seniman/'performing_art-industries'), untuk diskusi-lobby dan deal. Sayangnya kemarin saya lihat 'bule-bule'nya sedikit, sayangnya lagi acara seperti ini hanya 2(dua) tahun sekali, dan sayangnya lagi hanya 1(satu) penyelenggara yaitu Kementrian Budaya&Pariwisata. Dari yang serba sedikit ini 'mart' atau pasar bisa jadi tak sehat ('market-failure'), dampaknya sang industrialis bisa kembali sengsara.
Coba makin banyak Penyelenggaranya, makiin banyak 'bule-bule' yg datang, makin sering diadakan, apa bukan upaya yang menjanjikan namanya?

Kota Solo peduli, saya peduli, juga media saya : solo_radio 92.9 FM peduli, trus siapa lagi.................?
Hemmmm..........